1.
Tujuan Instruksional Umum
Memberikan pengertian dan pemahaman tentang pengertian
ilmu nutrisi kedudukan ilmu nutrisi ternak dengan ilmu-ilmu lainnya, sejarah
ilmu nutrisi dan tujuan untuk mempelajari ilmu nutrisi ternak dasar.
2.
Tujuan Instruksional Khusus
Memberikan pengetahuan tentang pengertian ilmu
nutrisi, sejarah ilmu nutrisi dan perkembangannya serta kaitan ilmu nutrisi
dengan ilmu lainnya, definisi dan fungsi zat makanan.
3.
Uraian Materi
Ilmu nutrisi adalah ilmu yang
mempelajari serangkaian proses dimana suatu organisme mulai
mengambil/mengasimilasikan pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel tubuhnya
dan mengganti sel-sel yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup
pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang
adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya Hubungan tersebut dimulai
sejak organisme mengambil atau memakan makanan, membebaskan dan menggunakan
energi yang berasal dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan
membentuk zat-zat makanan di dalam tubuh.
Ilmu nutrisi meliputi pengetahuan yang luas dan
merupakan ilmu pengetahuan yang tidak saja membahas bahan-bahan makanan,
zat-zat yang terkandung di dalamnya dan palatabilitas hewan yang memakannnya,
tetapi juga membahas keeratan hubungan ilmu pengetahuan lainnya, diantaranya
ilmu faal dan ilmu kimia.
Selain kedua ilmu di atas, akan kurang lengkap kalau
mengesampingkan dua ilmu yang dalam hal ini juga penting yaitu genetika dan
matematika. Kedua ilmu tersebut secara tidak langsung berperan dalam ilmu
nutrisi. Dalam menafsirkan hasil-hasil riset seringkali nutrisionis dihadapkan
pada variable-variabel yang berbeda diantara hewan-hewan percobaan. Ahli
genetika telah dapat menerangkan akan adanya perbedaan tersebut berdasarkan
asal genetic. Karena di dalam riset nutrisi pula diperlukan desain percobaan
yang baik untuk mengontrol variable-variabel yang ada, maka ilmu statistik yang
berdasarkan atas teori matematika sangat diperlukan.
Sejarah perkembangan ilmu nutrisi ternak tidak
terlepas dari sejarah bidang peternakan pada umumnya, yang dimulai dari sejarah
pendidikan dan penelitiannya.
Crampton (1959, 1978)
mengemukakan bahwa nutrisi pada mulanya hanyalah sebuah seni, yaitu suatu
pemikiran yang berdasarkan naluri, kebiasaan. Naluri disini mengacu pada
atribut-atribut keturunan yang berbeda dengan kebiasaan yang nantinya akan bereaksi
dengan lingkungannya dengan cara tertentu tanpa didasari pengetahuan.
Perkembangan ilmu nutrisi sejajar dengan perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Pada abad ke-19 telah dikenal ilmu makanan klasik
sederhana yang mengutarakan bahwa semua bahan makanan dapat dikembalikan
menjadi 4 bagian dasar yaitu protein, lemak, karbohidrat dan zat-zat mineral.
Beberapa abad sebelumnya berbagai pengamatan menyarankan bahwa zat-zat organic
lainnya adalah esensial terhadap pengendalian kesehatan yang baik. Pada tahun
1735, empat buah kapal berlayar dari Eropa ke Hindia Barat. Disebuah kapal kecuali
sebuah, para awak kapal menderita scorbut dengan gejala mulut menjadi sakit,
gigi goyah dan tulang mudah patah kemudian para awak kapal meninggal. Tidak
demikian dengan awak kapal yang sebuah tadi dimana para awak kapalnya
mengonsumsi sari buah-buahan. Mengapa observasi mengenai kegunaan sari
buah-buahan dalam pencegahan scorbut tidak cepat dilakukan ?
Pelayaran yang terkenal dan pengalaman yang berharga
dari para awak kapal tadi memegang peranan yang sangat penting dalam penemuan
dasar dari suatu zat makanan lainnya yaitu vitamin C
Periode baru dari ilmu nutrisi telah dirintis oleh
ahli kimia berkebangsaan Perancis A.L. Lavoisier pada tahun 1770- an. Lavoisier
adalah orang pertama yang mengetahui bahwa panas tubuh hewan berasal dari
oksidasi zat-zat tubuh. Ia membandingkan panas hewan dengan panas lilin. Ia
menemukan bahwa pembakaran adalah suatu oksidasi dan memperlihatkan bahwa
pernafasan dalam tubuh merupakan kombinasi dari karbon dan hydrogen dengan
oksigen dari udara yang diserap dan tergantung pada jumlah makanan yang
dikonsumsi serta pekerjaan yang dilakukan. Bersama-sama Laplace
ia merancang alat kalorimeterdan dengan alat tersebut ia mendemontrasikan bahwa
pernafasan adalah sumber esensial dari panas tubuh. Bentuk umum alat yang
digunakan Lavoisier dalam penelitiannya telah dipaparkan oleh Madame Lavoisier,
tetapi metode penelitiannya tidak diketahui karena Lavoisier telah dijatuhi
hukuman mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune. Semenjak itu ilmu
pengetahuan tentang nutrisi mengalami kemunduran.
Lavoisier telah memberikan dasar bahwa ilmu kimia
merupakan alat penting dalam penelitian ilmu nutrisi. Meskipun banyak
pengetahuan saat ini diperoleh langsung dari masalah-masalah makanan dan
kesehatan manusia serta hewan, namun penemuan-penemuan penting lebih banyak
berasal dari pengetahuan-pengetahuan dasar dari bekerjanya alat-alat tubuh
hewan, termasuk perubahan-perubahan faalnya .
Babcock, seorang ahli ilmu kimia mengetahui bahwa bila
sapi-sapi diberi makanan dengan dikombinasikan dari berbagai macam makanan
berasal dari sumber yang berlainan, maka orang tidak dapat mengetahui sampai
sejauh mana setiap sumber bernilai bagi tubuh hewan. Babcock dengan
rekan-rekannya melakukan percobaan dengan menggunakan sapi dara yang berumur lima bulan. Dalam
percobaan ini empat ekor sapi dara diberi ransum berupa tumbuh-tumbuhan wheat,
empat ekor lagi diberi tumbuh-tumbuhan oat dan empat ekor lainnya diberi
jagung. Selain itu empat ekor berikutnya diberi ransum dengan mencampurkan
ketiga jenis bahan pakan tadi. Selama penelitian berlangsung terdapat perbedaan
yang mencolok antara ternak-ternak yang diberi jagung dengan yang diberi wheat.
Pada akhir tahun terdapat pertambahan bobot badan yang sama, tetapi pada ternak
yang diberi jagung mempunyai bulu mengkilat dan kondisi badan yang baik. Pada ternak
yang diberi jagung memiliki keturunan yang sehat sedangkan pada ternak yang
diberi wheat keturunannya mati sesaaat setelah dilahirkan.
Percobaan-percobaan tersebut
menjelaskan bahwa ada perbedaan-perbedaan yang terlihat dalam nilai nutrisi
yang tidak dapat diketahui secara ilmu kimia pada waktu itu dan ilmu
pengetahuan pada waktu itu untuk menyusun ransum adalah belum sempurna Kemajuan
yang pesat telah terjadi pada tahun-tahun terakhir ini dalam menentukan
kebutuhan zat-zat makanan beserta jumlah dan mutunya bagi hewan. Sehingga atas
kerjasama dari beberapa ahli ilmu pengetahuan, telah ditemukan atau diketahui
25 macam karbohidrat, 15 jenis lemak, 20 jenis asam amino, 18 unsur hara dan 16
jenis vitamin seperti yang kita kenal sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar