Sabtu, 21 Januari 2012

NUTRISI TERNAK BAB I


1. Tujuan Instruksional Umum
Memberikan pengertian dan pemahaman tentang pengertian ilmu nutrisi kedudukan ilmu nutrisi ternak dengan ilmu-ilmu lainnya, sejarah ilmu nutrisi dan tujuan untuk mempelajari ilmu nutrisi ternak dasar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Memberikan pengetahuan tentang pengertian ilmu nutrisi, sejarah ilmu nutrisi dan perkembangannya serta kaitan ilmu nutrisi dengan ilmu lainnya, definisi dan fungsi zat makanan.
3. Uraian Materi
Ilmu nutrisi adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses dimana suatu organisme mulai mengambil/mengasimilasikan pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel tubuhnya dan mengganti sel-sel yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya Hubungan tersebut dimulai sejak organisme mengambil atau memakan makanan, membebaskan dan menggunakan energi yang berasal dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan membentuk zat-zat makanan di dalam tubuh.
Ilmu nutrisi meliputi pengetahuan yang luas dan merupakan ilmu pengetahuan yang tidak saja membahas bahan-bahan makanan, zat-zat yang terkandung di dalamnya dan palatabilitas hewan yang memakannnya, tetapi juga membahas keeratan hubungan ilmu pengetahuan lainnya, diantaranya ilmu faal dan ilmu kimia.
Selain kedua ilmu di atas, akan kurang lengkap kalau mengesampingkan dua ilmu yang dalam hal ini juga penting yaitu genetika dan matematika. Kedua ilmu tersebut secara tidak langsung berperan dalam ilmu nutrisi. Dalam menafsirkan hasil-hasil riset seringkali nutrisionis dihadapkan pada variable-variabel yang berbeda diantara hewan-hewan percobaan. Ahli genetika telah dapat menerangkan akan adanya perbedaan tersebut berdasarkan asal genetic. Karena di dalam riset nutrisi pula diperlukan desain percobaan yang baik untuk mengontrol variable-variabel yang ada, maka ilmu statistik yang berdasarkan atas teori matematika sangat diperlukan.
Sejarah perkembangan ilmu nutrisi ternak tidak terlepas dari sejarah bidang peternakan pada umumnya, yang dimulai dari sejarah pendidikan dan penelitiannya.
Crampton (1959, 1978) mengemukakan bahwa nutrisi pada mulanya hanyalah sebuah seni, yaitu suatu pemikiran yang berdasarkan naluri, kebiasaan. Naluri disini mengacu pada atribut-atribut keturunan yang berbeda dengan kebiasaan yang nantinya akan bereaksi dengan lingkungannya dengan cara tertentu tanpa didasari pengetahuan.
Perkembangan ilmu nutrisi sejajar dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam. Pada abad ke-19 telah dikenal ilmu makanan klasik sederhana yang mengutarakan bahwa semua bahan makanan dapat dikembalikan menjadi 4 bagian dasar yaitu protein, lemak, karbohidrat dan zat-zat mineral. Beberapa abad sebelumnya berbagai pengamatan menyarankan bahwa zat-zat organic lainnya adalah esensial terhadap pengendalian kesehatan yang baik. Pada tahun 1735, empat buah kapal berlayar dari Eropa ke Hindia Barat. Disebuah kapal kecuali sebuah, para awak kapal menderita scorbut dengan gejala mulut menjadi sakit, gigi goyah dan tulang mudah patah kemudian para awak kapal meninggal. Tidak demikian dengan awak kapal yang sebuah tadi dimana para awak kapalnya mengonsumsi sari buah-buahan. Mengapa observasi mengenai kegunaan sari buah-buahan dalam pencegahan scorbut tidak cepat dilakukan ?
Pelayaran yang terkenal dan pengalaman yang berharga dari para awak kapal tadi memegang peranan yang sangat penting dalam penemuan dasar dari suatu zat makanan lainnya yaitu vitamin C
Periode baru dari ilmu nutrisi telah dirintis oleh ahli kimia berkebangsaan Perancis A.L. Lavoisier pada tahun 1770- an. Lavoisier adalah orang pertama yang mengetahui bahwa panas tubuh hewan berasal dari oksidasi zat-zat tubuh. Ia membandingkan panas hewan dengan panas lilin. Ia menemukan bahwa pembakaran adalah suatu oksidasi dan memperlihatkan bahwa pernafasan dalam tubuh merupakan kombinasi dari karbon dan hydrogen dengan oksigen dari udara yang diserap dan tergantung pada jumlah makanan yang dikonsumsi serta pekerjaan yang dilakukan. Bersama-sama Laplace ia merancang alat kalorimeterdan dengan alat tersebut ia mendemontrasikan bahwa pernafasan adalah sumber esensial dari panas tubuh. Bentuk umum alat yang digunakan Lavoisier dalam penelitiannya telah dipaparkan oleh Madame Lavoisier, tetapi metode penelitiannya tidak diketahui karena Lavoisier telah dijatuhi hukuman mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune. Semenjak itu ilmu pengetahuan tentang nutrisi mengalami kemunduran.
Lavoisier telah memberikan dasar bahwa ilmu kimia merupakan alat penting dalam penelitian ilmu nutrisi. Meskipun banyak pengetahuan saat ini diperoleh langsung dari masalah-masalah makanan dan kesehatan manusia serta hewan, namun penemuan-penemuan penting lebih banyak berasal dari pengetahuan-pengetahuan dasar dari bekerjanya alat-alat tubuh hewan, termasuk perubahan-perubahan faalnya .
Babcock, seorang ahli ilmu kimia mengetahui bahwa bila sapi-sapi diberi makanan dengan dikombinasikan dari berbagai macam makanan berasal dari sumber yang berlainan, maka orang tidak dapat mengetahui sampai sejauh mana setiap sumber bernilai bagi tubuh hewan. Babcock dengan rekan-rekannya melakukan percobaan dengan menggunakan sapi dara yang berumur lima bulan. Dalam percobaan ini empat ekor sapi dara diberi ransum berupa tumbuh-tumbuhan wheat, empat ekor lagi diberi tumbuh-tumbuhan oat dan empat ekor lainnya diberi jagung. Selain itu empat ekor berikutnya diberi ransum dengan mencampurkan ketiga jenis bahan pakan tadi. Selama penelitian berlangsung terdapat perbedaan yang mencolok antara ternak-ternak yang diberi jagung dengan yang diberi wheat. Pada akhir tahun terdapat pertambahan bobot badan yang sama, tetapi pada ternak yang diberi jagung mempunyai bulu mengkilat dan kondisi badan yang baik. Pada ternak yang diberi jagung memiliki keturunan yang sehat sedangkan pada ternak yang diberi wheat keturunannya mati sesaaat setelah dilahirkan.
Percobaan-percobaan tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan-perbedaan yang terlihat dalam nilai nutrisi yang tidak dapat diketahui secara ilmu kimia pada waktu itu dan ilmu pengetahuan pada waktu itu untuk menyusun ransum adalah belum sempurna Kemajuan yang pesat telah terjadi pada tahun-tahun terakhir ini dalam menentukan kebutuhan zat-zat makanan beserta jumlah dan mutunya bagi hewan. Sehingga atas kerjasama dari beberapa ahli ilmu pengetahuan, telah ditemukan atau diketahui 25 macam karbohidrat, 15 jenis lemak, 20 jenis asam amino, 18 unsur hara dan 16 jenis vitamin seperti yang kita kenal sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar