Pencernaan makanan adalah suatu akitivitas saluran
pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar-kelenjarnya dalam proses
mempersiapkan makanan untuk dapat diserap usus. Tractus digestivus atau
saluran alimenter dari semua semua ternak merupakan tabung yang dimulai dari
mulut sampai anus dan fungsinya dalam pencernaan adalah mencerna dan
mengabsorbsi makanan, dan mengeluarkan makanan sebagai sisa hasil pencernaan
berupa feses. Sebagian besar makanan yang dimakan oleh ternak mempunyai bentuk
kompleks dan tidak larut, sehingga tidak mudah diserap oleh saluran pencernaan
makanan. Pada ternak terdapat sebuah sistem yang khusus untuk mengubah bahan
pakan yang masuk ke dalam saluran pencernaan agar dapat diserap oleh usus dan
diedarkan ke seluruh sel-sel di dalam tubuh melalui sistem sirkulasi dan
saluran limfe.
Pada umumnya bagian-bagian penting dari alat
pencernaan ternak monogastrik atau non ruminansia adalah mulut, farinks,
esophagus, lambung, usus halus dan usus besar. Ransum/makanan yang dicerna
bergerak dari dari mulut di sepanjang alat pencernaan oleh gelombang peristaltik
yang disebabkan oleh adanya kontraksi otot sirkuler di sekeliling saluran.
Gelombang peristaltic menggerakkan makanan di sepanjang saluran pencernaan dan
menyebabkan bercampurnya bagian-bagian yang dicerna akan bersentuhan dengan
dinding saluran pencernaan dan bagian tersebut akan diabsorbsi melalui selaput
lendir usus dan masuk ke dalam tubuh. Tempat absorbsi utama pada ternak non
ruminansia adalah usus halus.
Proses pencernaan bahan pakan berlangsung dengan ada
cara, yaitu enzimatik dan microbial. Pencernaan enzimatik dilakukan oleh
enzim-enzim yang dihasilkan oleh berbagai kelenjar ke dalam gastro-intestinal.
Enzim-enzim tersebut memiliki kemampuan melakukan reaksi pada suhu tubuh dalam
larutan yang sangat cair dan pH netral dimana reaksi-reaksi tersebut memerlukan
kondisi yang kuat bila dilakukan di laboratorium.
Tiap bagian tractus digestivus memegang peranan
penting dalam proses pencernaan, yaitu :
Pencernaan
dalam mulut. Pencernaan dalam mulut
dimulai dengan penempatan pakan di dalam mulut yang mengalami proses pelumatan
dan pengunyahan. Proses ini akan mencampur pakan dengan air ludah yang
berfungsi sebagai pelicin untuk membantu menelan makanan. Air liur disekresikan
oleh kelenjar ludah dan mengandung 99% air dan 1% mucin, mineral serta enzim α-
amilase. Enzim amilase bertindak sebagai pati dan polisakarida. Sedangkan pada
unggas sedikit terjadi perbedaan, karena unggas tidak mempunyai gigi tetapi
memiliki paruh untuk melumat makanan. Biasanya unggas menimbun pakan atau
ransumnya ke dalam tembolok. Tembolok berfungsi sebagai tempat penyimpanan
pakan atau ransum dan mungkin akan terjadi aktivitas jasad renik dan
menghasilkan asam-asam organic. Setelah pakan atau ransum selesai dicerna dalam
mulut, selanjutnya ransum akan masuk melalui farinks dan esophagus menuju
lambung.
Pencernaan
dalam lambung. Lambung terdiri dari
tiga bagian, yaitu kardia, fundus dan pylorus. Bagian kardia dan pylorus
memiliki otot-oto spinter yang mengatur masuk dan keluarnya ransum dari
lambung. Fundus adalah bagian utama yang mengeluarkan sekresi cairan lambung
yang mengandung mucus, asam lambung (HCl) dan dua enzim yaitu pepsin dan
rennin.
Cairan lambung terdiri dari air, garam anorganik dan
pepsinogen yang berfungsi merangsang produksi pepsin. Hasil pencernaan protein
dalam lambung adalah polipeptida yang bervariasi besar. Dalam lambung enzim
lipase mulai mencerna lemak.
Pencernaan
dalam usus halus. Secara anatomi usus
halus dibagia menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Di dalam
usus halus akan disekresikan cairan duodenum, empedu, cairan pancreas dan
cairan usus.
Kelenjar duodenum menghasilkan sekresi alkali yang
masuk ke dalam saluran diantara villi dan cairang ini berfungsi sebagai
pelicin. Cairan ini juga berperan melindungi duodenum dari pengaruh asam yang
masuk ke dalam lambung.
Sejumlah enzim disekresi di berbagai saluran usus. Ada tiga golongan enzim
yang disekresi oleh tractus digestivus, yaitu karbohidrase, protease dan
lipase.
Karbohidrase bekerja pada pertautan glikosidik antara
unit mono-sakarida. α -Amilase menghidrolisis pertautan pati 1,4 glikosidik dan
glikogen. Jenis karbohidrase antara lain yaitu sukrase, maltase, lactase.
Enzim protease menghidrolisis pertautan peptida. Jenis
enzim ini yaitu pepsin, rennin, tripsin, khimotripsin, karboksi peptidase,
aminopeptidase, dipeptidase. Enzim-enzim tersebut menghidrolisis protein dan
peptida tertentu ke dalam bentuk asam amino.
Enzim lipase disekresi getah pancreas, menghidrolisis
lemak ke dalam bentuk monogliserida dan asam lemak. Terdapat pula sejumlah
hidrolisis lengkap ke dalam asam lemak dan gliserol yang sangat terbatas.
Pankreas terletak di lekukan duodenum dan cairan
disekresikan masuk duodenum melalui duktus pankreatikus. Bila zat-zat
asam dari lambung masuk ke dalam duodenum, epitel usus akan mengeluarkan hormon
yang masuk kedalam pembuluh. Hormon ini mensekresikan sekretin yang
merangsang pancreas untuk mengeluarkan cairan ion bikarbonat yang
berkadar tinggi untuk menetralisis asam lambung. Keadaan ini akan merangsang hormon
lain yaitu pankreozimin yang dikeluarkan mukosa usus, terutama karena pengaruh
peptide yang masuk ke dalam duodenum merangsang pancreas untuk menghasilkan
proenzim dan enzim juga termasuk tripsinogen, kimotripsinogen,
prokarboksipeptidase, alfa amilase, lipase, lesitinase dan nuclease.
Enterokinase adalah enzim yang dihasilkan mukosa usus
duodenum yang mengubag zimogen dan tripsinogen yang belum aktif menjadi tripsin
yang aktif yang akan mengurai ikatan peptida. Ikatan peptide yang diuraikan
adalah mempunyai gugus karboksil dari lisin dan arginin dan gugus karboksil
dari asam-asam amino aromatik. Karboksipeptidase juga diaktifkan oleh tripsin
yang akan mengurai ikatan peptida dari rantai akhir dengan memisahkan asam
amino terminal yang mempunyai gugus karboksil bebas.
Lipase pancreas terlibat dalam hidrolisis lemak. Lemak
meninggalkan lambung dalam bentuk globule-globule besar dan sangat sukar
dihidrolisis. Tetapi globule besar ini diemulsi oleh garam empedu yang membantu
lipase memghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida menjadi asam-asam
lemak dan gliserol. Lesitin dihidrolisis oleh lesitinase menjadi asam-asam
lemak, gliserol, H3PO4 dan kholin.
Asam-asam nukleat, DNA dan RNA dihidrolisis
masing-masing oleh polinukleotidase, deoksiribonuklease dan ribonuklease
menjadi nukleoside dan H3PO4. Nukleoside kemudian
dihidrolisis nukleosidase menjadi purin, pirimidin dan tibose.
Laktase, maltase dan sucrose dalam usus menghidrolisis
disakarida menjadi bagian-bagian gula sederhana.
Tabel 4. Enzim-Enzim Pencernaan pada Unggas Lokasi
|
Subtrat
|
Hasil Akhir
|
Mulut
Amilase
Lambung-kelenjar
Pepsin
Usus
halus
Dihasilkan
pancreas
Amilase
Lipase
Tripsin
Khimotripsin
Elastase
Karboksipeptidase
Dihasilkan
usus halus
Oligo-1,6-glukosidase
Maltase
Sukrase
Amino peptidase. dipeptidase
|
Pati
Protein
Pati
Lemak
Protein
Dekstrin
Maltosa
Sukrosa
Peptida
|
Glukosa,
maltosa, dekstrin
Peptida
Glukosa,
maltosa, dekstrin
Asam
lemak, monogliserida
Asam
amino, peptida sederhana
Glukosa
Glukosa
Glukosa
dan fruktosa
Asam
amino
|
Sumber : Anggorodi (1999)
Pencernaan
dalam usus besar. Usus besar tidak
menghasilkan enzim karena kelenjar-kelenjar yang ada hanya kelenjar mukosa.
Karenanya, tiap pencernaan yang terjadi di dalamnya hanyalah kegiatan
pencernaan enzim dari usus kecil dan enzim yang dihasilkan oleh jasad renik.
Jasad renik dalam usus besar mensintesis banyak vitamin B dan sebagian
diabsorbsi ke dalam tubuh, namun sebagian besar diekskresikan melalui feses. 32
Tempat absorbsi utama nutrient yang
dicerna adalah usus halus. Absorbsi nutrient tersebut adalah sebagai berikut :
Karbohidrat. Dicerna dalam saluran pencernaan menjadi gula
sederhana yang diangkut secara aktif melalui sel-sel usus halus ke dalam vena
portal ke hati.
Lemak. Dicerna menjadi asam-asam lemak mono dan di
gliserida yang semuanya dalam bentuk misel-misel diabsorbsi dengan cara difusi
melalui villi. Mono- dan di-gliserida di-esterifikasi dalam sel-sel dengan
membentuk lemak kembali menjadi trigliserida yang masuk ke bagian lacteal dari
villi dan masuk ke duktus thorasikus dengan sirkulasi umum dalam bentuk
kilomikron-2.
Protein.
Dicerna menjadi asam-asam amino diangkut ke hati melalui vena portal.
Mineral-mineral
dan vitamin. Umumnya diabsorbsi dari lumen usus halus.
Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat yang diserap tubuh dalam bentuk glukosa,
galaktosa dan fruktosa akan dimetabolisme dengan tiga cara yang mendasar yaitu
: (1) sebagai suatu sumber energi antara ; (2) sebagai suatu prekursor glikogen
hati dan otot, dan (3) sebagai suatu prekursor trigliserida jaringan. Jumlah
relatif yang dialirkan ke setiap jalur tergantung pada status energi hewan dan
jumlah karbohidrat yang terserap. Hati adalah organ pertama yang menerima
perubahan nutrisi yang baru dan mengadaptasi koleksi secara unik dan memprosesnya.
33
Glukosa, Galaktosa, Fruktosa untuk
Energi
Kegiatan utama dari energi kimia yang terikat dalam
karbohidrat adalah untuk produksi energi yang terikat yang bermanfaat bagi
kerja tubuh daripada produksi ikutannya CO2 dan H20.
Jalur panjang yang berbelit-belit dari glukosa ke CO2 dan H2O.
Selanjutnya jika formula biokimia merupakan bahasan pemahaman utama dari
proses-proses biokimia, kita punya pilihan untuk menyerahkan ulasan detailnya
pada kursus-kursus biokimia dan malahan akan ditekankan pada
pandangan-pandangan yang lebih luas dari proses-proses yang ada.
Terdapat 3 kelompok dasar reaksi dalam pembentukkan
energi yaitu : (1) siklus glikolitik Embden-Meyerhof ; (2) siklus asam
trikarboksilat (TCA=siklus Krebs), dan (3) posporilasi oksidatif (sistem
sitokrom). Yang pertama adalah anaerob, sedangkan 2 lainnnya membutuhkan
oksigen sehingga ia adalah aerob. Selanjutnya dinyatakan bahwa yang pertama
berada dalam sitosol sedangkan yang ke-2 dan ke-3 dalam mitokondria. Pada
diagram ini jumlah atom-atom karbon pada tiap senyawa dan perubahan-perubahan
reaksi yang memiliki sejumlah ikatan berenergi tinggi telah dinyatakan.
Tahap pertama dari oksidasi glukosa menjadi CO2 dan H2O
adalah posporilasi glukosa menjadi glukosa-6-posfat oleh enzim Heksokinase
menggunakan 1 group fosforilasi dari ATP. Tahap kedua, ATP ditambah 1 reaksi
isomerasi menghasilkan fruktosa-1,6-difosfat. Karena fruktosa adalah molekul C6
, ia menghasilkan 2 molekul Gliseraldehid-3-fosfat yang akan diproses menjadi
Piruvat. Oleh karena itu pada akhirnya glikolisis mengkonversi 34
1molekul glukosa menjadi 2 molekul
piruvat dengan menggunakan 2 ATP, menghasilkan 4 ATP dan reduksi NAD menjadi
NADH . Senyawa terakhir ini (NADH ) setelah masuk ke siklus fosforilasi
oksidatif menghasilkan 2 ATP per molekulnya. Karena glikolisis terjadi dalam
sitosol dan fosforilasi oksidatif terjadi dalam mitokondria, maka 1 ATP
digunakan ketika NADH masuk ke mitokondria, sehingga tambahannya hanya
2ATP/NADH . Dengan hasil seperti ini, semua perubahan ATP untuk 1 molekul
glukosa selama glikolisis adalah (-1, -1. +4, +2, +2 = 6).
Pyruvat bebas masuk ke mitokondria dan secara
oksidatif didekarboksilasi jika terdapat Thiamin-difosfat. CO yang terbentuk
hilang dan NADH masuk ke reaksi fosforilasioksidatif untuk menghasilkan 3 ATP.
Asetil Ko-A kemudian bersatu dengan Oksaloasetat dan dioksidasi menjadi CO dan
H O melalui jalur TCA dan jalur Fosforilasi oksidatif. Tercatat point-point
produksi CO dan NADH dan lebih lanjut bahwa dalam transformasi Suksinat menjadi
Fumarat akan dihasilkan FADH . Ko enzim ini hanya menghasilkan 2 ATP di dalam
siklus Fosforilasi oksidatif. Total ATP yang dihasilkan dari Piruvat (diulangi
2 molekul) adalah 15 ATP per molekulnya (4 NADH , 1 FADH 1 ATP sendiri), atau
totalnya 30 ATP. Tambahan bersihnya dari 2 molekul glukosa adalah 36 ATP
(termasuk 6 ATP dari glikolisis). Jika digunakan nilai 7,3 Kcal/mol ATP, maka
efisiensi konservasi energi dari glukosa (673 Kcal/mol glukosa) adalah sekitar
39 % dan hilang nampaknya berupa panas. 35
Route pemasukan galaktosa dan fruktosa
ke dalam siklus glikolitik. Untuk semua tujuan praktek, monosakarida ini
fungsinya sama dengan glukosa. Perkembangan penyakit yang serius akan terjadi
pada bayi yang tidak memiliki (galaktosa-1-fosfat uridil transferase) yang
tepat untuk mengubah galaktosa-1-fosfat menjadi glukosa-1-fosfat, terjadi
galaktosemia diikuti Vomiting, diare dan penyakit kuning. Kebanyakan penderita
secara mental terkebelakang (dungu). Dan hanya diberi makanan bebas galaktosa.
Jika pengobatannya masih menunjukkan gejala, pemunduran mental tidak dapat
diperbaiki.
Glukosa menjadi Glikogen
Meskipun tubuh membutuhkan energi terus menerus,
tetapi sebagian besar hewan mengkonsumsi pakan secara periodik dan jumlahnya
melebihi kebutuhan yang diperlukan dengan segera. Kelebihan tersebut disimpan
sebagai glikogen hati dan otot atau sebagai lemak untuk kebutuhan selanjutnya.
Pada Gambar 6.5. jalurnya berlanjut dari glukosa menjadi glikogen. Bila glukosa
darah meningkat sesuai dengan kandungan klarbohidrat makanan, insulin
disekresikan dan memacu pembentukan glikogen. Senyawa berenergi tinggi yaitu
Uridin Trifosfat (UTP) (Tabel 5.4) digunakan untuk mensintesisnya. Perubahan
kembali glikogen menjadi glukosa-1-fosfat oleh jalur tersendiri, menggunakan
enzim Fosforilase. Karena glikogen bercabang-cabang, maka semua tingkat
percabangannya akan diubah menjadi glukosa, enzim pemecah cabang dan
transferase juga dibutuhkan selain fosforilase. Semua proses ini menggunakan
hanya 1 senyawa berenergi tinggi untuk meningkatkan glukosa-6-fosfat menjadi
glikogen dan perubahannya kembali menjadi glukosa-6-fosfat. Oleh karena itu
penggunaan glikogen sebagai 36
suatu elemen tersimpan, disamping akan
berguna teleologically, efesiensinya adalah 97% penggunaannya glukosa secara
langsung.
Dalam otot di bwah pengaruh Epinephrin, glikogen
diubah menjadi glukosa-6-fosfat dan masuk ke siklus glikolitik untuk
mendapatkan ATP. Karena otot tidak memiliki glukosa-6-fosfat (untuk dipecah
menjadi glukosa-6-fosfat) dan glukosa –6-fosfat tidak dapat berdifusi keluar
dari sel, maka metabolit ini hanya dapat digunakan pada sel-sel penghasil
energi. Pada hati , glikolisis (hidrolisis glikogen) terjadi sebagai respon
dari tersekresinya hormon glukagon oleh pankreas akibat rendahnya tingkat glukosa
darah. Hasil glukosa-6-fosfat yang dihidrolisis oleh glukosa-6-fosfatase yang
ada dalam sel-sel hati mengeluarkan glukosa untuk diedarkan dan dapat digunakan
oleh otak dan otot untuk energi.
Dengan demikian, apabila setiap jaringan mengandung
glikogen tersimpan dalam jumlah sedikit, maka kandungan glikogen hati merupakan
sumber utama yang apabila masuk ke sirkulasi umum sebagai gula akan menjadi
tersedia untuk digunakan oleh berbagai jaringan tubuh (Tabel 6.4). Fungsi
glikogenolitik hati selanjutnya menguntungkan suatu mekanisme dimana level gula
darah akan dipertahankan berkisar antara batas kisaran yang sesuai dengan
metabolisme normal. Darah sapi dan domba mengandung 40-60 mg gula/100 ml darah,
suatu tingkat yang lebih rendah dibanding non ruminansia yang berkisar antara
80-120 mg. Ruminansia yang baru lahir mengandung level yang sebanding dengan
species lainnya dimana akan menurun saat hewan menjadi dewasa. Burung-burung
memiliki volume gula darah yang lebih tinggi dibanding 37
mamalia, tetapi hewan –hewan yang
berdarah dingin sangat rendah yaitu 20 mg/100 mol umumnya didapatkan pada
katak.
Simpanan glikogen yang sementara sebagai akibat
penyerapan karbohidrat akan mencegah hyperglisemia, umpamanya level gula
darah berada di atas kisaran normal ; dan selanjutnya mengeluarkan glikogen ini
sebagai glukosa untuk mengimbangi pengambilan gula dari darah oleh jaringan
sehingga mencegah hipoglisemia. Meskipun glikogen dicadangkan, dalam
waktu 24 jam akan cepat menurun mendekati nol, oleh karena itu simpanan
glikogen hanya sebentar kecuali secara konstan dilengkapi kembali.
Tabel
6.4 Metabolik Bahan Bakar Tersedia untuk Jantan Normal 70 kg
|
Berat bahan bakar (kg)
|
Kalori equivalen (Kcal)
|
Trigliserida
Protein
(otot)
Glikogen
(otot)
Glikogen
(darah)
Sirkulasi
bahan bakar
|
15
6
0,150
0,075
0,023
|
141.000
24.000
600
300
100
166.000
|
Sumber
: Cahill, G.F.Jr. 1970. Starvation in Man. N. Eng. J.Med. 282:668-675
Glukosa Menjadi Lemak
Kemampuan
hati dan jaringan lainnya menyimpan gula dalam bentuk glikogen adalah terbatas
sehingga jika intake karbohidrat secara tetap melebihi kebutuhan tubuh terhadap
energi saat itu, maka gula akan diubah menjadi lemak (Tabel 6.4). Proses ini
menempati skala besar pada hewan-hewan yang digemukkan, yaitu jika makanannya
terutama mengandung karbohidrat. Pembentukkan lemak tubuh ini dari karbohidrat
makanan, pertama kali diperlihatkan oleh Lawes dan Gilbert pada hasil percobaan
pemotongan ternaknya lebih satu abad yang lalu. Mereka memilih babi-babi dari
kandang yang sama dan ukuran babi yang sama. Beberapa dari hewan-hewan tersebut
dipotong pada awal penelitian dan dianalisis sebagai kontrol, sedangkan yang
lainnya dipotong setelah diberi pakan berkadar lemak rendah yang diketahui
komposisinya selama periode yang diperpanjang. Data yang diperoleh dari
analisis hewan-hewan tersebut dibandingkan dengan data kontrol dan ternyata
bahwa babi menyimpan lebih banyak lemak dibandingkan dengan yang dapat
dihasilkan dari semua lemak dan protein pakan. Selanjutnya bagian dari lemak
tubuh babi tersebut berasal dari karbohidrat. Saat ini pengamatan empirik ini
didukung oleh fakta-fakta biokimia yang jelas.
Pembentukan
lemak dariglukosa meliputi sintesis dari 2 komponen yaitu asam – asam lemak dan
gliserol. Dihidroksi – aseton bertindak sebagai prekursor gliserol menggunakan
1 ATP. Piruvat didekarboksilasikan menjadi Asetil-CoA yang merupakan prekursor
dari asam-asam lemak.
Jalur Oksidasi Fosfoglukonat (Pentose Shunt)
Tidak
semua glukosa-6-fosfat yang dibutuhkan masuk ke siklus glikolitik, sebagiannya
dialihkan ke dalam jalur oksidasi fosfoglukonat untuk segera digunakan
mensisntesis gula-gula dengan 5 atom C (ribosa) dan Coenzim reduksi NADPH .
Ribosa digunakan dalam sintesis DNA, RNA, ATP dan lain-lain dan Coenzym NADPH
memberikan tenaga reduksi untuk mensintesis asam-asam lemak. Perlu diketahui
bahwa jalur tersebut terdapat sejumlah senyawa-senyawa antara seperti
Gliseraldehid-3-fosfat, Fruktosa-6-fosfat dan Fruktosa-1,6-difosfat, yang
semuanya dapat menjadi bagian dari siklus glikolitik. Dengan demikian reaksi
tersebut dapat dimiringkan ke arah ribose atau NADPH yang berlebihan dimasukkan
kembali ke siklus glikolitik. Satu yang mungkin diharapkan, bahwa jalur ini
lebih aktif dalam jaringan adipose “tempat adanya aksi-aksi ini”. Reaksi Malat
menjadi Pyruvat juga menghasilkan NADPH.
Pada kasus
kerja yang ekstrim, kebutuhan ATP melebihi kemampuan hewan akan menyalurkan
oksigen ke jaringan untuk melangsungkan Fosforilasi oksidatif dan pengoperasian
siklus TCA. Akibatnya metabolisme glukosa berhenti pada pyruvat dan konsentrasi
pyruvat meningkat . Meskipun demikian, bila ada Laktat-dehidrogenase, dengan
cepat pyruvat direduksi menjadi laktat dan NADPH yang telah diproduksikan dalam
reaksi Gliseraldehid-3-fosfat menjadi 3-fosfogliserat dioksidasi kembali
menjadi NAD. Oksidasi co-faktor ini selanjutnya dapat dialihkan untuk bereaksi
dengan gliseraldehid-3-fosfat dan memungkinkan berlanjutnya glikolisis. Proses
ini dari glukosa menjadi pyruvat menghasilkan produksi bersih 2 ATP (-1, -1,
+2, +2) (catatan dalam situasi ini NADH tidak menghasilkan ATP), bersama-sama
dengan terbentuknya laktat otot. Laktat dengan cepat didifusikan dari sel otot
ke dalam yang akan membawanya ke hati tempat dimana laktat dioksidasikan
menjadi pyruvat dan menjadi glukosa melalui jalur khusus yang dikenal sebagai
siklus Cori. Glukosa selanjutnya didifusikan kembali ke dalam aliran darah
untuk diarahkan ke otot untuk direduksi lagi menjadi laktat melalui siklus
glikolitik. Dengan cara ini, ATP secara kontinyu dihasilkan pada tingkat yang
terbatas meskipun kekurangan oksigen. Apabila usaha/kerja berat berhenti dan
oksigen 40
jaringan
meningkat, maka siklus TCA dan Fosforilasi oksidatif akan beroperasi kembali
dan selanjutnya pembentukan ATP kembali normal. Level laktat darah dan jaringan
kembali turun menjadi normal. Oleh karena itu berarti organisme mampu berfungsi
meskipun suplai oksigen jaringan terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar