Sabtu, 21 Januari 2012

NUTRISI TERNAK BAB VI METABOLISME AIR



Air merupakan nutrient yang sangat penting, namun peranannya berbeda dengan nutrient lain. Air tidak dicerna terlebih dahulu sebelum diabsorbsi oleh usus halus, air tidak mensuplai energi untuk pertumbuhan, pemeliharaan atau kerja.
Salah satu sifat istimewa air adalah bahwa air tetap dalam keadaan cair pada temperatur kamar dan temperatur tubuh, meskipun komponen-komponen dapat berbentuk gas pada temperatur tersebut. Jika bukan karena sifat tarik-menarik antar molekul air, maka air akan menguap dalam kondisi kehidupan yang normal. Sejumlah panas diperlukan untuk memecaha ikatan hydrogen yang menyebabkan molekuk air dapat melekat satu sama lain. Hal ini membuktikan bahwa air mengandung kapasitas panas yang tinggi untuk meningkatkan temperatur air. Oleh karena itu air merupakan konduktor panas yang buruk. Sifat ini sangat menguntungkan tubuh, meskipun air membantu menyebarkan panas secara meratakeseluruh tubuh, namun air juga menyerap panas yang dihasilkannya tanpa menyebabkan air itu sendiri panas.
Air berperan dalam proses pencernaan. Pada kenyataannya isitilah “hydrolysis” digunakan untuk menerangkan proses pencernaan dari substansi yang kompleks. Misalnya perubahan sukrosa oleh enzim sukrase untuk menjadi gula sederhana harus dibantu oleh air.
Dalam banyak reaksi enzimatik air berperan (1) penambahan oksigen dan pengurangan hydrogen (oksidasi), (2) penambahan atau penghilangan asam fosfat (3) pemecahan atau pembentukan ikatan-ikatan karbon dengan karbon. Air juga mempunyai peranan tertentu, seperti : cairan sinovial pelumas bagi pertautan tulang dan sebagai cairan di sekitar medulla spinalis dan otak, cairan cerebrospinalis dan sebagai bantalan system syaraf.
Secara umum persediaan air untuk ternak diperoleh dari : (1) air minum , (2) air yang terkandung dalam ransum, (3) air metabolic yang diperoleh dari hasil oksidasi ransum dan sintesa molekul yang komplek di dalam tubuh.
Sebagian besar air yang masuk ke dalam tubuh diabsorbsi oleh organ-organ saluran pencernaan. Terjadinya absorbsi ini dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain hubungan osmotic di dalam saluran usus halus. Bila cairan ransum lebih pekat dari cairan darah atau jaringan dalam bagian saluran pencernaan, air dapat ditarik ke dalam lumen dari usus yang sumbernya dari dua cairan tubuh. Faktor lain yang mempengaruhi absorbsi air adalah sifat karbohidrat sebagai komponen ransum yang dikonsumsi.
Pengaruh dari Kehilangan Air
Hewan sangat berbeda dalam kemampuannya untuk menggunakan dan menahan kekurangan air. Apabila manusia kekurangan air minum dalam lingkungan yang panas dan kering, maka ia segera mengalami kehausan. Bila kekurangan air tersebut mendekat 4 – 5 % dari berat badannya, maka akan terjadi gangguan kesehatan. Bila kehilangan air tersebut bertambah menjadi 6-10% maka akan terjadi pusing, gerakan kehilangan koordinasi, bicara menjadi kacau dan terlihat gejala sesak nafas dan kebiru-biruan. Pada kekurangan air 12-14%, mata menjadi cekung, kulit berkerut, tidak berdaya untuk menelan dan timbullah gejala delirium . Bila kehilangan air dari darah maka viscositas darah dan kemampuan darah untuk mengalir meninggi. Apabila kecepatan denyut jantung tidak mungkin lagi untuk mengedarkan darah cukup cepat untuk menghilangkan panas dari bagian dalam tubuh, terjadilah suatu kenaikkan suhu tubuh yang fatal. Dalam lingkungan panas yang tinggi kehilangan air sebanyak lebih kurang 12% adalah bagi manusia. Beberapa hewan padang pasir seperti unta dan gerbil dapat menahan kehilangan air yang lebih banyak daripada manusia atau anjing dengan tidak mengalami panas yang meningkat.
Pada ayam pedaging pengurangan air sebesar 20% atau lebih mengakibatkan penurunan yang nyata dalam efesiensi penggunaan makanan dan penurunan yang sebanding dalam laju pertumbuhan. Pengambilan air mengurangi laju pencernaan dengan cara memperlambat pergerakan makanan dari tembolok.
Ayam dewasa yang mengalami kekurangan air memperlihatkan gejala necrosis pada ovariumnya, proventricullus dan nephrosis. Besar telurnya dari kulit telur menurun. Pembatasan air akan mengakibatkan produksi telur dengan kulit yang sangat tipis diikuti dengan produksi beberapa butir telur tanpa kulit. Akhirnya produksi telur akan berhenti sama sekali. Gejala-gejala tersebut terjadi setelah 48 jam.
Kehilangan air akibat proses dalam tubuh cukup bervariasi. Secara umum kehilangan air dapat terjadi melalui (1) hilangnya air melalui saluran pencernaan , (2) hilangnya air melalui air kencin, (3) hilangnya air melalui penafasan dan melalui kulit.
Bila ternak dibatasi konsumsi air minumnya, terutama dalam keadaan panas, ternak akan memperlihatkan kehausan secara cepat. Jika air yang hilang melalui keringat 2-5% dari berat tubuh, maka akan mengganggu dan mengurangi nafsu makan. Bila kehilangan kira-kira 10% maka akan sakit kepala dan hilang ingatan, suara kabur dan jika kekurangan air sampai 12% kulit akan menjadi keriput, mata cekung dan tidak dapat menelan ransum. Perubahan-perubahan faali selama kenaikan hilangnya air adalah sebagai berikut :
1. Terjadi pertambahan denyut jantung dan naiknya temperatur rectal
2. Pernafasan bertambah cepat
3. Terjadi peningkatan yang cepat dari konsentrasi larutan darah
4. Volume darah berkurang dan peredaran darah menjadi sulit.

Kesulitan dalam sirkulasi darah yang kurang sempurna, akan mengakibatkan sulit bernafas, turunnya feed intake dan kesulitan menggerakkan otot sehingga tidak stabil dan emosional.
Penyerapan dan Pengeluaran Air
Air merupakan cairan yang diperlukan tubuh untuk penyerapan dan proses metabolisme. Air yang terdapat dalam sel disebut cairan intraseluler dan air yang terdapat di luar sel disebut cairan extraseluler yang terdiri dari plasma darah, air yang terdapat di dinding sistem pembuluh darah dan cairang usus (interstitial). Air di dalam eritrosit adalah intraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 50% dari berat tubuh, cairang usus kira-kira 15 % dan plasma darah 5%.
Secara terus-menerus air dikeluarkan oleh tubuh lewat pernafasan udara (paru-paru) dan penguapan lewat kulit dan secara periodik dikeluarkan lewat feses dan urine. Air diperoleh dari makanan yang mengandung persentase air cukup tinggi. Molekul air secara mudah memasuki membran sel lewat kesetimbangan osmotic dan hidroststic yang berhubungan dengan transport unsur mineral, zat-zat gizi dan pembuangan hasil-hasilnya. Air diabsorbsi melalui dinding usus bagian luar dari cairan extraseluler dari darah, dimana volume ini cukup besar diregulasi oleh Sodium, sebagian besar kation dari cairang ruang tubuh. Volume dan konsentrasi osmosis dari cairang extraseluler juga diregulasi oleh 3-ADH dan garam yang bekerjasama dengan sistem aldosteron. Biasanya air akan pindah dari cairan extraseluler ke intraseluler sehinggan keseimbangan osmosis tercapai.
Kebutuhan akan air tergantung pada beberapa faktor. Kurang lebih 75% dari jaringan yang dibentuk selama pertumbuhan adalah air dan pada hewan dewasa proses-proses khusus seperti produksi susu dan telur memerlukan air sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Disamping kebutuhannya untuk pembentukan jaringan dan produk-produk tersebut dibutuhkan pula air dalam jumlah besar untuk mengimbangi kehilangan air akibat ekskresi melalui usus, ginjal, paru-paru-paru dan kulit. Kehilangan tersebut berhubungan dengan besar tubuh. Pada tikus penggunaan air sejumlah 800 ml/hari/m² dari luas tubuh telah diteliti. Akan tetapi kehilangan tersebut ditentukan oleh proses-proses tubuh dan dengan demikian sangat berbeda –beda sesuai dengan ransum, sifat dari hasil akhir dari metabolisme dan faktor-faktor lainnya. Kehilangan melalui usus berbeda sesuai dengan jenis ransum. Kehilangan tersebut naik dengan kadar ransum kasar yang dikonsumsi dan akan naik dengan konsumsi ransum yang mempunyai sifat laxans. Pada umumnya makin besar proporsi dari bahan yang tak tercerna, makin besar kehilangannya. Pada sapi, kotorannya mengandung kurang lebih 80% air. Feses tersebut lebih kering daripada domba dengan ransum yang sama dan hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan spesies dan pada keadaan normal, kehilangan tersebut sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah air perharinya dari sekresi pencernaan adalah beberapa kali lebih banyak daripada plasma tubuh. Pada umunya semua air yang dikeluarkan akan diserap kembali. Pada diare terjadilah kehilangan air yang banyak yang dapat menyebabkan kekeringan (dehydrasi).
Jumlah air yang dikeluarkan dalam urine sangat berubah-ubah tergantung dari berbagai faktor. Ginjal mengatur isi dan komposisi cairan tubuh mengeluarkan banyak atau sedikit air tergantung dari yang diminum, yang dikeluarkan melalui saluran-saluran lain dan tergantung dari jumlah hasil katabolik, yaitu zat-zat mineral dan hasil akhir zat nitrogen seperti urea dimana air berfungsi sebagai zat pelarut. Melalui kekuatannya untuk menyaring kemudiaN memekatkan hasil saringan dengan cara mnenyerap kembali air tersebut maka ginjal dapat mengurangi kekurangan tersebut seminimal mungkin. Makin besar jumlah zat-zat mineral dan protein dalam ransum, makin besar pula jumlah air yang hilang dan sesuai dengan itu akan mempertinggi kebutuhan akan air. Perbedaan besar yang terdapat pada kemampuan hewan menghemat air diilustrasikan dengan menunjuukan perbandingan konsentrasi elektrolit pada urine onta. Kangaroo rat dan manusia.
Spesies
Urinary concentration
Urea,mM/liter
Elektrolit,mEq/liter
Osmotic,osm/liter
Manusia
Onta
Kangaroo rat
792
229
3.840
460
1.068
1.200
1,43
2,8
5,5
Schmidt-Nielsen menyatakan bahwa seekor onta yang telah kehilangan air 20% dari berat tubuh sebelumnya akan menurunkan nafsu makan. Setelah 7 hari secara langsung ditempatkan pada musim panas dengan suhu udara 40° C atau lebih tanpa air kehilangan 27% dari berat badan, setelah diberi air secukupnya selama beberapa menit onta tersebut akan memperbaiki kondisi tubuhnya dan tidak menunjukkan gejala sakit yang nyata. Kondisi ini menunjukkan bahwa onta selama kekurangan air akan memanfaatkan karbohidrat seminimal mungkin selama dia kekurangan air untuk diekskresikan . Dalam hal keadaan patologis maka terlalu banyak air dalam jaringan, rongga tubuh dan tempat-tempat lain menyebabkan oedema.
Ada perbedaan spesies yang menyolok dalam ekskresi air, sesuai dengan sifat dari hasil akhir zat nitrogen. Pada mamalia hasil akhir utama dari protein adalah urea yang larut dalam air dan beracun bagi jaringan dalam larutan yang pekat. Jadi banyak air yang untuk mengencerkan urea tersebut hingga menjadi suatu konsentrasi yang tidak berbahaya untuk kemudian dikeluarkan dari jaringan dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh. Asam urat, hasil akhir utama zat nitrogen pada burung, dikeluarkan tubuh dalam bentuk yang hampir padat dengan air sedikit. Perombakkan protein menjadi asam urat memberikan lebih banyak air metabolik daripada katabolismenya menjadi urea. Jadi meskipun dalam beberapa hal sama, burung memerlukan air lebih sedkit daripada manusia dan burung peka terhadap kehilangan air yang tidak menentu. Mamalia akan hidup lebih lama tanpa makanan daripada tanpa air. Konsumsi makanan terutama protein tanpa air akan mempercepat kematian akibat dari tertimbunnya hasil-hasil akhir yang beracun. Burung, ular dan serangga akan tahan lebih lama dalam keadaan ini. Kutu baju yang mengandung 50% air dalam tubuhnya, hidup dari makanan yang mengandung air sebanyak 10% atau kurang. Ia mengeluarkan asam urat , jadi jumlah air yang sedikit diperoleh sebagai komponen makanannya ditambah dengan air metaboliknya mencukupi.
Air dan Pengaturan Suhu Tubuh
Sebagian besar hewan yang bertubuh panas secara terus menerus mengatur pengaruh dari suhu tubuh dengan memproduksi dan mengeluarkannya. Secara normal suhu tubuh berada di atas suhu lingkungan, panas yang telah dihasilkan secara tetap untuk memelihara suhu itu. Suhu lingkungan dan jumlah panas yang telah dihasilkan adalah faktor untuk menentukan dan memperpanjang atau memelihara panas itu sendiri. Jumlah panas yang disediakan dan dikeluarkan dari tubuh diatur , hal ini berhubungan dengan regulasi fisik. Pengaturan ini berkaitan dengan adaptasi aliran darah di bwah permukaan kulit oleh mekanisme kelenjar keringat dan proses pernafasan hasil dari evaporasi dari paru-paru. Kondisi ini disebut dissipation of body heat, dan aliran permukaan darah akan mengalami pertambahan dan memperluas pembuluh kapiler, yang mana memudahkan pengeluaran panasa dari radiasi, konduksi dan konveksi serta pembukaan pori-pori tubuh, dimana aliran ini digunakan untuk mengurangi evaporasi. Sebaliknya proses ini diperlukan apabila digunakan untuk penyimpanan panas tubuh.
Hewan –hewan yang tidak mempunyai kelenjar keringat seperti domba, babi dan anjing relatif terjadi peningkatan pada aliran darah dan penguapan pada paru-paru. Sebaliknya yang terjadi pada bangsa sapi , domba sebagian besar melakukan penguapan lewat pernafasan lebih sedikit (Brockway, Mc Donald dan Pullar 1965). Aktivitas dari regulasi panas tubuh akan mengubah jumlah dari thermal insulation antara lain subcutaneous fat, rambut, wool dan bulu pada unggas
Titik terendah dari suhu disebut “critical temperature”. Pembongkaran secara kimiawi harus berlangsung secara terus menerus. Temperatur lingkungan yang berkurang secara terus-menerus dimana akan terjadi mekanisme homeostatis yang tidak lengkap seperti yang diilustrasikan pada Gambar berikut :
Udara yang dikeluarkan melalui pernafasan telah jenuh dengan air dan meskipun bagi hewan yang sedang beristirahat di lingkungan yang dingin akan menyebabkan kehilangan yang sangat. Kehilangan tersebut akan dipertinggi oleh aktivitas fisik dan faktor-faktor lainnya yang menjurus ke perubahan pulmonal. Juga terjadi kehilangan terus-menerus melalui kulit lewat kelenjar keringat. Kehilangan melalui keringat menyebabkan menguapnya air untuk menghilangan panas dalam mengatur suhu tubuh. Kehilangan tersebut meningkat dengan adanya aktivitas urat daging dan suhu. Sebagian besar hewan yang mempunyai kelenjar keringat sedikit atau sama sekali tidak ada. Dalam keadaan ini paru-paru memainkan peranan penting dalam menghilangkan panas. Ekskresi yang terjadi secara terus-menerus dari uap air melalui paru-paru dan kulit sebagian besar bertanggung jawab atas kehilangan tubuh yang disebut “penguapan yang tidak terasa”, yang menggambarkan perbedaan antara pengambilan dan pengeluaran udara. Kehilangan tersebut merupakan jumlah yang besar sekali dan ber hubungan dengan suhu sekeliling, kelembaban dan sifat metabolismenya termasuk pengambilan air.
Sebagian besar hewan menggunakan air untuk mencegah meningkatnya panas tubuh untuk mengatasi panas lingkungan. Hewan-hewan kecil seperti rodensia melakukan istirahat (hibernation) yang disebut dengan aestivation, dimana mereka tidak melakukan aktivitas yang diakibatkan tingginya temperatur. Mereka menjaga panas atau suhu tubuhnya dari titik critis (critical point) melalui konduksi dan dinginnya tanah tanpa melakukan penguapan udara lewat pernafasan, tentu saja mereka tidak mengalami dehydrasi. Sebagian besar hewan seperti onta mempunyai kemampuan untuk bertoleransi terhadap dehydrasi dari air yang terdapay pada tubuhnya. Schmidt – Nielson melaporkan 64
bahwa onta hanya 1,0% dari berat tubuhnya melakukan penguapan selama selama matahari bersinar dalam satu hari di Gurun Sahara pada musim panas. Keledai melakukan penguapan 4,5% dan manusia 7%. Kecilnya penguapan dan pernafasan membantu onta untuk tetap survive lebih lama tanpa air dibandingkan dengan manusia. Bahwa onta mempunyai temperatur tubuh yang sangat bervariasi yaitu dari 6°C sampai dengan 34,2 – 40,7 °C dimana terdapat perbedaan temperatur yang besar antara malam dan siang di gurun Sahara. Hewan tersebut kebanyakan makan karbohidrat dan dengan demikian menghasilkan sedikit urea untuk ekskresi. Untuk sebagian dari kebutuhan energinya tergantung pada lemak yang disimpan dipunuknya dan metabolisme lemak tersebut menghasilkan air metabolik yang cukup. Penguapan melalui kulit diperkecil oleh lapisan rambut yang tebal dan kotoran yang kering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar